Tafsir Surat Al-Fatihah, 4

تفسير فاتحة الكتاب , ٤

Tafsir tentang Surat Al Fatihah, 4
Pengajian IPNU-IPPNU PAC KECAMATAN TARUMAJAYA
Kitab Rawa’i Al Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Min Al-Qur’an
Minggu, 12 April 2020

Oleh. Ahmad Lahmudin

بسم الله الرحمن الرحيم.
الحمد لله ربّ العالمين. الرحمن الرحيم. مالك يوم الدين. إياك نعبد وإياك نستعين. اهدنا الصراط المستقيم. صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين.

المغضوب عليهم ..

المغضوب عليهم (mereka yang dimurkai), yaitu kaum Yahudi. Mereka kaum Yahudi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 61;

وَبَاءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللهِ
‘dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah’

Juga dalam surat Al-Ma’idah ayat 60;

مَنْ لَّعَنَهُ اللهُ وَغَضِبَ عليهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيْرَ ..

‘Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi’

الضّالّين

الضلال , menurut ucapan orang Arab adalah pergi meninggalkan jalan yang dituju dan jalan yang benar, berpaling dari jalan yang lurus. Seperti ungkapan mereka, ضلّ اللبن في الماء أي غاب (hilang susu sebab bercampur air). Seperti juga firman Allah dalam surat As-Sajdah ayat 10;

وَقَالُوْا ءَاِذَا ضَلَلْنَا قِى الاَرْضِ …

‘Lenyap kami masuk ke dalam bumi sebab kematian. Kemudian kami menjadi debu ..’

Yang di maksud dengan الضّالّين adalah kaum Nasrani. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ma’idah ayat 77;

قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيْلِ

‘orang-orang yang telah tersesat dahulu dan telah menyesatkan banyak manusia, dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus’

Sebagian ahli tafsir berkata, maksud dari kalimat المغضوب عليهم yaitu tiap-tiap orang yang keliru amal-amal zohirnya, mereka adalah orang-orang fasik. Sedangkan kalimat الضّالّين yaitu orang-orang yang keliru i’tiqad (keyakinan) mereka. Sebab lafal bersifat ‘umum’. Jika dibatasi maka akan menyalahi asal. Orang-orang yang ingkar kepada Pencipta dan orang-orang musyrik, mereka lebih buruk agamanya dibandingkan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka orang-orang yang menjaga agama mereka lebih utama ketimbang orang-orang yang mengingkari adanya Pencipta. Ini merupakan pilihan pendapatnya Imam Fakhruddin Ar-Razi.

Pendapat di atas ditentang oleh Imam Al-Alusi. Beliau berpendapat bahwa tafsir dari المغضوب عليهم والضالين adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Ini terdapat dalam hadis sahih. Maka pendapat yang menyalahi hadis sahih tidak perlu dianggap.

Imam Al-Qurthubi berkata, mayoritas ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud المغضوب عليهم adalah kaum Yahudi. Sedangkan maksud والضالين adalah kaum Nasrani. Itu sesuai dengan tafsir dari Nabi di dalam hadis ‘Adiy bin Hatim dan kisah masuk Islamnya dia.

Abu Hayyan berkata, apabila telah benar bahwa ini datangnya dari Rasulullah maka wajib dikembalikan kepada tafsir dari Nabi tersebut.

Pendapatku, apa yang diutarakan oleh Fakhru Ar-Razi tidaklah bertentangan dengan hadis. Kalimat tersebut berlaku umum, mencakup kepada Yahudi, Nasrani dan semua orang yang berpaling meninggalkan agama Allah. Dengan demikian masuk ke dalam keumuman lafal seluruh orang kafir dan munafik.

Berikut apa yang dikatakan oleh Fakhru Ar-Razi; “ Ungkapan المغضوب عليهم yaitu teruntuk orang-orang kafir. Sedangkan kata والضالون adalah orang-orang munafik. Ini sesuai dengan firman Allah pada lima ayat awal surat Al-Baqarah yang dimulai dengan menyebut orang-orang mukmin beserta pujian teruntuk mereka. Setelah itu diikuti oleh ayat yang berbicara tentang orang-orang kafir. Lalu diiringi dengan menyebut orang-orang munafik. Demikian pula di sini, dimulai dengan menyebut orang-orang mukmin pada kalimat أنعمت عليهم , lalu disusul dengan menyebut orang-orang kafir dengan kata غير المغضوب عليهم , setelah itu menyebut orang-orang munafik dengan kata ولا الضالين “

ﺁمين

Yaitu kalimat doa. Secara ijma (konsensus) tidak masuk dalam ayat Al-Qur’an. Dengan alasan, kata ﺁمين tidak terdapat di dalam mushaf (Al-Qur’an). Maknanya استجبْ دعاءنا با رب (terimalah permohonan kami ya Tuhan kami).

Imam Al-Alusi berkata, disunnahkan membaca ﺁمين ketika selesai membaca Al-Qur’an. Berdasarkan hadis Abi Maisaroh;

أن جبريل أقرأ النبي صلى الله عليه وسلم فاتحة الكتاب , فلما قال : ( ولا الضالين ) قال له : قل : ﺁمين فقال ﺁمين .

‘Sesungguhnya Jibril membacakan Fatihatul Kitab kepada Nabi SAW. Ketika sampai pada kalimat ولا الضالين , Jibril berkata: Ucapkanlah kata ﺁمين . Nabi pun mengucapkan ﺁمين .

Ibnu Al-Anbari berkata, adapun kalimat ﺁمين bermakna doa. Tidak termasuk ayat dari Al-Qur’an. ﺁمين termasuk kalimat isim fi’il dengan makna اللهم استجبْ (Ya Allah, terimalah). Terdapat dua bacaan, pertama dibaca qashr (pendek) yaitu امين . Kedua, dibaca mad (panjang) yaitu ﺁمين . Pertama, ikut wazan فعيل . Kedua, ikut wazan فاعيل .

Wa Allahu A’lam ..

Post Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *