Pengajian kitab Fathul Mu’in bi Syarhi Qurratul ‘Ain (ke-1)

Pengajian kitab Fathul Mu’in bi Syarhi Qurratul ‘Ain (ke-1)
Syekh Zainuddin Abdul Aziz Al-Malibari

Ranting NU Bogasari dan HMR
Sabtu, 25 Juli 2020

Oleh. Ahmad Lahmudin

بسم الله الرحمن الرحيم

Aku mulai dengan menyebut nama Allah sebelum mengingat kepada selain-Nya. Seraya memohon pertolongan kepada-Nya atas seluruh persoalanku. Sesungguhnya Dia Maha Mampu atas segala sesuatu. Maha Pengasih, Maha Penyayang.

الحمد لله الفتاح الجواد المعين على التفقه فى الدين من اختاره من العباد وأشهد أن لا إله إلا الله شهادة تدخلنا دار الخلود وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله صاحب المقام المحمود صلى الله وسلم عليه وعلى اله وأصحابه صلاة وسلاما أفوز بهما يوم المعاد

Semua pujian merupakan milik Allah. Baik pujian yang bersifat qadim (telah ada sebelum adanya sesuatu), yaitu pujian Allah kepada diri-Nya dan pujian Allah kepada hamba-Nya. Maupun pujian yang bersifat hadis (setelah adanya sesuatu), yaitu pujian hamba kepada Allah dan pujian hamba kepada sesamanya. Dialah Dzat Yang Maha Membuka atas rahmat-rahmat yang tersimpan untuk diberikan kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya. Dzat Yang Maha Memberi kepada hamba-Nya sebelum diminta. Yang Menolong kepada hamba-hamba pilihan-Nya untuk dapat memahami persoalan agama sedikit demi sedikit. Aku bersaksi melalui lisan seraya ditetapkan di hati bahwa tiada tuhan kecuali Allah. Kesaksian yang kelak dapat memasukkan kepada kita ke dalam surga-Nya. Dan aku bersaksi bahwa junjungan kami, Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pemilik tempat yang terpuji. Mudah-mudahan rahmat Allah serta keselamatan diberikan kepadanya, kepada keluarganya, serta para sahabatnya. Dengan perantara shalawat dan salam tersebut aku akan memperoleh keberuntungan di hari kiamat kelak.

(وبعد) فهذا شرح مفيد على كتابي المسمى بقرة العين بمهمات الدين يبين المراد ويتمم المفاد ويحصّل المقاصد ويبرّز الفوائد

Setelah membaca basmalah, hamdalah, kesaksian serta shalawat dan salam kepada Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarga dan para sahabatnya. Maka aku katakan kepada kalian bahwa ini merupakan syarah (komentar) yang dapat memberikan pemahaman kepada pembaca. Syarah ini berasal dari kitab matanku yang bernama Qurratul ‘Ain bi Muhimmatiddin. Di dalamnya dijelaskan lafaz-lafaz yang ada pada matan, berupa ‘fail’, ‘maf’ul’, tempat kembalinya ‘dhomir’ dan lainnya. Menyempurnakan makna yang diperoleh dari keterangan yang telah disebutkan sebelumnya. Mengambil kesimpulan terhadap tujuan-tujuan serta menjelaskan kepada faedah-faedahnya.

(وسميته) بفتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين وأنا أسأل الله الكريم المنّان أن يَعمّ الانتفاع به للخاصة والعامة من الإخوان وأن يُسكنني به الفردوس فى دار الأمان إنه أكرم كريمٍ وأرحم رحيمٍ

Aku beri nama kitab ini ‘Fathul Mu’in bi Syarhi Qurratul ‘Ain bi Muhimmatiddin’. Aku memohon kepada Allah, Dzat Yang Maha Mulia, Maha Memberi, agar kitab ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh saudaraku, dari kalangan tertentu maupun umum. Dengan kitab ini, mudah-mudahan Allah tempatkan diriku di surga yang tertinggi, yaitu Firdaus. Sesungguhnya Allah adalah paling mulia dari yang mulia, paling belas kasih dari yang terkasih.

(بسم الله الرحمن الرحيم) أؤلف والإسم مستقّ من السموِّ لا من الوسْم وهو العلامة والله علم للذات الواجب الوجودُ وأصله إله وهو إسم جنسٍ لكل معبودٍ ثم عُرف بأل وخذفت الهمزة ثم استعمل فى المعبود بحقٍّ وهو الإسم الأعظم عند الأكثر ولم يسم به غيره ولو تعنّتًا والرحمن الرحيم صفتان بنيتا للمبالغة من رحِم والرحمن أبلغ من الرحيم لأن زيادة البناء تدل على زيادة المعنى ولقولهم رحمن الدنيا والأخرة ورحيم الأخرة

Bismillahirrahmanirrahim. Aku karang kitabku dengan dimulai ucapan Bismillah. Lafaz الإسمِ berasal dari kata السُّمُوُّ (tinggi, mulia), bukan dari asal kata الوَسْم yang mempunyai arti tanda. الله adalah nama bagi Dzat yang wajib adanya. Asal lafaz الله adalah اله yaitu isim jenis yang dipergunakan untuk setiap sesuatu yang disembah, kemudian di ma’rifatkan dengan أل , setelah itu dibuang huruf ‘hamzah’ yang kedua, lalu dipergunakan untuk Dzat yang wajib disembah dengan sebenar-benarnya. Lafaz الله menurut kebanyakan ulama adalah termasuk Ismul A’zhom, yaitu Nama Allah Yang Agung,. Tidak diperbolehkan untuk memberikan nama Allah kepada selain-Nya, meskipun dalam kerangka ta’asshub (fanatik). Lafaz الرحمن dan الرحيم merupakan sifat dari الله , berfungsi untuk mubalaghah (melebihkan), keduanya berasal dari satu kata, yaitu رَحِمَ . Lafaz الرحمن mempunyai makna yang lebih daripada lafaz الرحيم , sebab dengan bertambahnya bentuk kalimat bertambah pula maknanya, juga disebabkan adanya perkataan mereka dengan ungkapan رحمن الدنيا والأخرة (belas kasih di dunia dan di akhirat) dan ungkapan رحيم الأخرة (belas kasih di akhirat).

(الحمد لله الذي هدانا) أى دلنا (لهذا) التأليف (وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله) إليه والحمد هو الوصف بالجميل

Setiap pujian adalah milik Allah, Dzat yang telah memberikan petunjuk kepada kami untuk mengarang kitab ini. Kita tidak mungkin mendapatkan petunjuk terkecuali Allah yang memberikan hidayah kepada kita. Pujian merupakan perbuatan menyipati dengan sesuatu yang baik.

(والصلاة) وهى من الله الرحمة المقرونة بالتعظيم (والسلام) اى التسليم من كل افة ونقص (على سيدنا محمد رسول الله) لكافة الثقَلين الجن والإنس إجماعا وكذا الملائكة على ما قاله جمع محققون ومحمد علم منقول من اسم المفعول المضعف موضوع لمن كثرت خصاله الحميدة سُمى به نبيُّنا صلى الله عليه وسلم بإلهامٍ من الله لجده والرسول من البشر ذكر حرّ أوحى إليه بشرعٍ وأمر بتبليغه وإن لم يكن له كتاب ولا نسخ كيوشع عليه السلام فإن لم يؤمر بالتبليغ فنبيٌّ والرسول أفضل من النبي إجماعا وصح خبر إن عدد الأنبياء عليهم الصلاة والسلام مائة ألف وأربعة وعشرون ألفا وإن عدد الرسل ثلثمائة وخمسة عشر

Bermula Shalawat -dari Allah Shalawat adalah rahmat yang disertai dengan mengagungkan- dan Salam, yaitu keselamatan dari penyakit dan sifat kekurangan, terkirim teruntuk junjungan kita, Muhammad, yang menjadi utusan Allah bagi seluruh umat manusia dan bangsa jin, itu merupakan kesepakatan ulama. Demikian juga, Nabi Muhammad diutus kepada bangsa Malaikat, ini menurut sekelompok ulama yang telah mencapai hakekat. Kata Muhammad adalah nama yang dipindah dari isim maf’ul yang diberi tasydid pada ‘ain fi’ilnya, yang dipergunakan bagi seseorang yang tindakannya dipenuhi dengan sifat-sifat terpuji. Yang memberikan nama Muhammad adalah kakek beliau, Abdul Muthollib, melalui ilham yang berasal dari Allah. Rasul adalah seorang manusia merdeka, laki-laki, yang diberikan wahyu berupa syariat untuk disampaikan kepada manusia, tidak disyaratkan memiliki kitab suci, tidak pula disyaratkan syariatnya dibatalkan dengan datangnya rasul setelahnya, seperti nabi Yusya’ Alaihissalam. Jika wahyu tidak diperintahkan untuk disampaikan kepada orang lain maka disebut nabi. Rasul lebih utama dibandingkan Nabi menurut Ijma (kesepakatan) ulama. Dalam hadis shoheh dikatakan bahwa bilangan para Nabi Alaihimussalam adalah 124 ribu. Sedangkan jumlah para Rasul adalah 315 orang.

(وعلى اله) أى أقاربه المؤمنين من بنى هاشم والمطلب وقيل هم كل مؤمن أى فى مقام الدعاء ونحوه واختير لخبر ضعيف فيه وجزّم به النووي فى شرح مسلم

Shalawat dan salam juga terkirim teruntuk keluarga Nabi, yaitu para kerabat Nabi yang mukmin dari golongan Bani Hasyim dan Bani Muthallib. Ada sebagian yang mengatakan bahwa keluarga Nabi adalah setiap mukmin, baik yang berada di maqam doa (diucapkan bersama dengan Nabi, seperti orang-orang yang hatinya dipenuhi dengan cahaya Ilahy) maupun yang tidak tidak berada di maqam doa (sebatas sebagai pengikut Nabi). Pendapat tersebut dipilih oleh sebab adanya hadis yang dho’if tentang itu. Diperkuat pula oleh Imam Nawawi dalam kitab Syarah Muslim.

(وصحبه) وهو اسم جمعٍ لصاحبٍ بمعنى الصحابى وهو من اجتمع مؤمنا بنبينا صلى الله عليه وسلم ولو أعمى وغير مميز

Shalawat dan salam juga terkirim teruntuk para sahabat Nabi. Kata صحب merupakan Isim Jama dari bentuk tunggal صاحب dengan makna صحابى yang mempunyai arti seseorang yang pernah berkumpul, meskipun sebentar bersama Nabi Shallahu ‘Alahi wa Sallam, setelah ia diutus menjadi seorang Rasul, dalam keadaan mukmin, baik dalam keadaan buta maupun masih kecil.

(الفائزين برضا الله) تعالى صفة لمن ذكر.

Mereka semua adalah orang-orang yang beruntung sebab mendapatkan ridho Allah Ta’ala. Keberuntungan merupakan sifat dari orang-orang yang telah di sebutkan di atas.

Wa Allahu A’lam bi Shawab ..

Post Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *