Pengajian kitab Fathul Mu’in bi Syarhi Qurratul ‘Ain (ke- 29) Syekh Zainuddin Abdul Aziz Al-Malibari

Ranting NU Bogasari dan HMR

Sabtu, 3 April 2021

Oleh. Ahmad Lahmudin

ورابعها معرفة دخول وقت – يقينا أو ظنا فمن صلى بدونها لم تصح صلاته وإن وقعت فى الوقت لأن الاعتبار فى العبادات بما فى ظن المكلف وبما فى نفس الأمر وفى العقود بما فى نفس الأمر فقط

Syarat shalat yang keempat, yaitu mengetahui masuknya waktu, baik secara yakin maupun dengan dugaan. Barang siapa yang shalat tanpa didahului dengan mengetahui waktunya shalat maka tidak sah shalatnya, meskipun dalam kenyataannya shalat berada dalam waktunya. Sebab yang dijadikan patokan di dalam persoalan ibadah yaitu pada dugaannya orang yang telah mukallaf serta kenyataannya. Sedangkan di dalam setiap akad/transaksi yaitu berpatokan hanya pada kenyataannya saja.

فوقت ظهر من زوال – الشمش (إلى مصير ظل) كل (شيئ مثله غير ظل استواء) أى الظل الموجود عنده إن وجد وسميت بذلك لأنها أول صلاة ظهرت (فــ) وقت (عصر) من آخر وقت الظهر (إلى غروب) جميع قرص شمش (فــ) وقت (مغرب) من الغروب (إلى مغيب الشفق الأحمر فــ) وقت (عشاء) من مغيب الشفق قال شيخنا وينبغى ندب تأخيرها لزوال الأصفر والأبيض خروجا من خلاف من أوجب ذلك ويمتد (إلى) طلوع (فجر) صادق (فـــ) وقت (صبح) من طلوع الفجر الصادق لا الكاذب (إلى طلوع) بعض (الشمش) والعصر هي الصلاة الوسطى لصحة الحديث به فهي أفضل الصلوات ويليها الصبح ثم العشاء ثم الظهر ثم المغرب كما استظهره شيخنا من الأدلة وإنما فضلوا جماعة الصبح والعشاء لأنها فيهما أشق قال الرافعى كانت الصبح صلاة آدم والظهر صلاة داود والعصر صلاة سليمان والمغرب صلاة يعقوب والعشاء صلاة يونس عليهم الصلاة والسلام انتهى

Waktu shalat zuhur yaitu sejak bergesernya matahari, dan berakhir hingga bayangan suatu benda seukuran dengan benda tersebut, dengan tidak memasukkan bayangan istiwa, yaitu bayangan yang ada pada saat bergesernya matahari. Dinamai shalat dengan kata zuhur, sebab zuhur adalah awal shalat yang terlihat di dalam agama Islam. Waktu shalat ashar yaitu dimulai dari akhir waktu zuhur, dan berakhir saat terbenamnya seluruh bulatan matahari. Waktu maghrib yaitu dimulai dari sejak terbenamnya matahari, dan berakhir saat hilang mega merah di ufuk barat. Waktu isya yaitu sejak hilangnya mega merah. Syeikhuna, Ibnu Hajar berkata, sunah ditunda shalat isya sampai menghilangnya mega kuning dan mega putih, untuk keluar dari perbedaan pendapat yang mengatakan awal shalat isya yaitu sejak menghilangnya mega kuning dan mega putih. Waktu shalat isya berakhir ketika terbit fajar shadiq. Waktu subuh dimulai sejak terbit fajar shadiq, bukan dimulai dari fajar kazib, dan berakhir saat terbitnya sebagian matahari. Shalat ashar disebut juga dengan shalat wustha, berdasarkan hadis shohih. Shalat ashar adalah shalat yang paling mulia, disusul kemudian dengan shalat subuh, lalu isya, kemudian zuhur, terakhir maghrib, sebagaimana yang dianggap jelas oleh Syeikhuna, berdasarkan dalil-dalil. Para ulama fiqih, dari sisi berjamah, mereka lebih mengutamakan berjamaah saat shalat subuh dan isya. Sebab berjamaah pada kedua shalat tersebut lebih berat ketika dilakukan. Imam Rofi’i berkata, shalat subuh adalah shalatnya nabi Adam, zuhur adalah shalatnya nabi Daud, ashar adalah shalatnya nabi Sulaiman, maghrib adalah shalatnya nabi Ya’kub, dan isya adalah shalatnya nabi Yunus, Alaihimusshalatu wassalam.

واعلم أن الصلاة تجب بأول الوقت وجوبا موسعا فله التأخير عن أوله إلى وقت يسعها بشرط أن يعزم على فعلها فيه ولو أدرك فى الوقت ركعة لا دونها فالكل أداء وإلا فضاء ويأثم بإخراج بعضها عن الوقت وإن أدرك ركعة نعم لو شرع فى غير الجمعة وقد بقي ما يسعها جاز له بلا كراهة أن يطولها بالقراءة أو الذكر حتى يخرج الوقت وإن لم يوقع منها ركعة فيه على المعتمد فإن لم يبق من الوقت ما يسعها أو كانت جمعة لم يجز المد ولا يسن الاقتصار على أركان الصلاة لإدراك كلها فى الوقت.

Ketahuilah olehmu! Sesungguhnya pelaksanaan shalat yaitu wajib di awal waktu, dengan kewajiban yang bersifat diperluas. Maka diperbolehkan untuk diakhirkan dari awal waktunya hingga waktu yang tersisa hanya untuk shalat, dengan syarat seseorang tidak berniat untuk melakukan shalat di waktu tersisa tersebut. Seandainya hanya menyisakan satu rakaat di waktu yang tersisa tersebut, maka seluruh rakaat shalat masuk ke dalam ‘waktu ada’. Bila kurang dari satu rakaat maka shalatnya masuk ke dalam ‘waktu qada’. Seseorang berdosa jika mengeluarkan sebagian rakaat shalat dari waktunya, meskipun hanya satu rakaat. Iya demikian, namun apabila seseorang memulai shalat, di luar shalat jum’at, dengan menyisakan waktu tersisa untuk melaksanakan rukun-rukun shalat, maka diperbolehkan dengan tanpa makruh untuk memperpanjang bacaan shalat atau zikir hingga keluar waktu, meskipun ia tidak mendapatkan satu rakaatpun dari shalatnya di waktu tersisa tersebut, menurut pendapat yang diunggulkan. Jika shalat tidak dapat dilakukan di waktu tersisa, atau shalatnya adalah shalat jum’at, maka tidak diperbolehkan untuk memanjangkan bacaan. Seandainya di waktu tersisa dapat memuat rukun-rukun shalat, maka tidak disunahkan untuk melulu melaksanakan rukun-rukun shalat dalam rangka terlaksananya shalat secara keseluruhan di waktu tersisa tersebut.

Wa Allahu A’lam bi Shawab ..

Post Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *