Pertemuan ke – 57 Kitab Ghaitsul Mawahib Al Aliyyah fi Syarhil Hikami Al ‘Athoiyah Syekh Abi Abdullah Muhammad bin Ibrahim bin ‘Abbad An Nafazi Ar Randi

Ranting NU Bogasari dan HMR
Selasa, 22 Juni 2021

Oleh. Ahmad Lahmudin

لا يُعظمْ الذنبُ عندك عظَمةً تَصدّك عن حُسن الظن بالله تعالى فإنّ من عرفَ ربه استصغر في جنب كرمه ذنبَه

‘Dosa besar yang ada padamu jangan sampai menghalangimu untuk berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Sebab orang yang telah mengenal Tuhannya akan menganggap kecil dosanya di dalam Kemulian-Nya’

Dua cara pandang pelaku dosa besar;

Pertama, memandang dosanya besar kemudian berusaha untuk bertaubat, melepaskan diri darinya, bertekad dengan tulus untuk tidak kembali melakukannya. Cara pandang seperti ini yang terpuji, yang menjadi tanda imannya seorang hamba.

Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu Ta’ala ‘Anhu berkata;

إن المؤمن يرى ذنوبه كأنه في أصل جبل يخاف أن يقع عليه, وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب وقع على أنفه قال به هكذا فأطاره

‘Seorang mukmim memandang dosanya seakan-akan berada di atas gunung yang dikhawatirkan jatuh menimpanya. Seorang pendosa seakan melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya seraya meremehkan untuk kemudian menerbangkanya’

Dikatakan;

إن الطاعة كلما استُصغرتْ كبرت عند الله, وإن المعصية كلما استُعظمت صغرت عند الله تعالى

‘Sesuatu yang bersifat ketaatan ketika dianggap kecil maka menjadi besar di sisi Allah. Sementara perbuatan maksiat ketika dianggap besar maka menjadi kecil di sisi Allah Ta’ala’

Kedua, memandang dosanya besar yang akan menjerumuskannya kepada keptusasaan, kemudian menghantarkannya kepada berburuk sangka kepada Allah Ta’ala. Cara pandang seperti ini yang menjadikan imannya tercela. Cara pandang seperti ini lebih buruk dari pada dosanya itu sendiri. Penyebabnya adalah karena ia tidak mengetahui kepada sifat Tuhannya Yang Maha Berbuatbaik, Maha Pemurah, Maha Mulia. Dirinya terhenti pada nafsunya. Yang digunakan hanya sebatas akal dan dugaannya. Seandainya dirinya betul-betul mengenal Allah maka ia akan menganggap remeh terhadap dosa-dosanya di dalam Kemulian-Nya. Seberapa besar apapun dosa seorang hamba yang diperbuatnya tidak mungkin akan memuat sifat pemaaf Tuhannya dan menjadi berat ampunan datang dari-Nya.

Di dalam kitab at-Tanwir dikatakan;

واعلم أنه لا بد في مملكته من عباد هم نصب الحلم ومحلُ ظهور الرحمة والمغفرة ووقوع الشفاعة

‘Ketahuilah olehmu, mesti di dalam kerajaan-Nya terdapat kemurahan, rahmat, ampunan, dan syafa’at-Nya yang diperuntukkan bagi para hamba’

Pahami sabda Rasulullah;

والذي نفسي بيده لو لم تذهبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيستغفرون الله تعالى فيغفر لهم

‘Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya kalian tidak pergi menuju kepada-Nya, niscaya Allah akan pergi membawa kalian. Sungguh telah datang satu kaum yang berbuat dosa kemudian mereka bertaubat kepada Allah, Allah pun memberikan ampunan kepada mereka’

Sabda Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam;

شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي

‘Syafaatku teruntuk mereka yang melakukan dosa besar dari kalangan umatku’

Seorang lelaki datang kepada ustadz Abu al-Hasan, Qaddasallahu Sirrahu, dia berkata;

يا سيدي, كان البارحة بجوارنا من المنكرات كيت … وكيت, وظهر من ذلك الرجل استغراب أن يكون هذا, فقال: يا هذا كأنك تريد أن لا يعصى الله تعالى في مملكته !! من أحب أن لا يعصى الله في مملكته فقد أحب أن لا تظهر مغفرته وأن لا تكون شفاعة رسول الله صلى الله عليه وسلم : وكم من مذنب كثرت إساءته ومخالفته وجبت له الرحمة من ربه, فكان له راحما بقدر إيمانه وإن عصى عالما !! انتهى

“Wahai Tuanku, kemarin tetangga kami berbuat kemungkaran, begini dan begitu” Terlihat perbuaan tersebut asing bagi laki-laki tersebut. Abu al-Hasan berkata, “Hai kau, seakan engkau tidak berkeinginan ada perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala di dalam kerajaan-Nya! Barang siapa yang tidak ada keinginan maksiat kepada Allah di dalam kerajaan-Nya maka ia mencintai untuk tidak menampakkan ampunan-Nya, tidak pula menampakkan syafaat Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam. Betapa banyak orang yang berbuat dosa, yang banyak melakukan keburukan dan menyimpang dari jalan Allah, namun mendapatkan rahmat dari Tuhannya. Tuhan Maha Pengasih baginya, dengan kadar keimannya, meskipun secara sadar ia melakukan maksiat!’

Maka tidak sepatutnya bagi seorang hamba untuk menganggap besar dosanya sehingga ia menjatuhkan kedua tangannya ke dalam keputusasaan dari hukum Allah, putus asa dari rahmat-Nya, berburuk sangka kepada-Nya. Sudah semestinya ia bertaubat dan kembali kepada Tuhannya, meyakini hikmah yang Allah akan berikan, berupa memberikan kuasa kepadanya, mengosongkan hanya antara dirinya dan Dia. DI dalam satu hadis, Rasulullah saw. bersabda;

لولا أن الذنب خير للمؤمن من العجب ما خَلَّى الله تعالى بين مؤمن وبين ذنب أبدا

‘Seandainya dosa itu tidak lebih baik bagi seorang mukmin dari sifat sombong, niscaya Allah tidak akan menanggalkan selama-lamanya antara seorang mukmin dan dosa’

Berdasarkan hadis ini, Nabi menginformasikan kepada kita bahwa sesungguhnya dosa dapat menjadi penghalang adanya sifat sombong. Kesombongan menjadi hijab (penghalang) terbesar antara hamba dan Tuhannya. Sebab orang yang memiliki sifat sombong hanya akan melihat kepada dirinya, tidak kepada Tuhannya. Dia selalu mengagungkan ketaatan dan ibadahnya. Merasa tenang, tidak merasa khawatir. Berbeda dengan dosa, yang akan berakibat kepada rasa takut dan waspada. Tempat mencari perlindungannya hanya kepada Allah. Kepada-Nya ia akan berlari dengan meninggalkan dirinya. Sifat sombong akan membawa hamba berpaling dari Allah Ta’ala. Sementara dosa akan membawanya kepada Allah. Dengan sifat sombong maka seorang hamba akan mendatangi nafsunya. Sementara, dengan dosa seorang hamba akan mendatangi Tuhannya. Sifat sombong akan menghantarkannya kepada ketidakbutuhan. Sementara, dosa akan menghantarkannya kepada butuh. Sifat yang paling dicintai Tuhan dari hamba-Nya yaitu butuhnya hamba kepada-Nya. Paling mulianya kondisi batinnya seorang mukmin yaitu mengembalikan kondisi batinnya hanya kepada-Nya, serta hanya datang kepada-Nya …

Wa Allahu Ta’ala Waliyyu at-Taufik

Post Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *