Keabadian Makhluk

Kelak kita di akhirat akan kekal selamanya, surga dan neraka yang menjadi janji dan ancaman pun akan abadi sebagaimana penghuninya. Namun, di satu sisi kita juga memiliki keyakinan bahwa tiada yang kekal dan abadi, kecuali Allah Swt.

Pertanyaan:
Apa perbedaan abadinya makhluk dengan abadinya Allah Swt?

Jawaban:
Abadinya makhluk karena diabadikan oleh Allah Swt. Sedangkan abadinya Allah Swt. adalah bidzatihi, tanpa ada yang mengabadikan.
Abadinya makhluk itu mungkin saja terjadi dan mungkin tidak terjadi (ممكن عقلا) . Karena, jika Allah Swt. menghendaki binasa, maka tidak akan ada yang abadi. Sedang abadinya Allah Swt. itu pasti terjadi (واجب عقلا). Artinya, akal tidak akan menerima bila Allah Swt. tidak abadi.

Referensi:
تحقيق المقام على كفاية العوام (٦١) – الصفة الثالثة الواجبة له تعالى البقاء ومعناه عدم اﻟﺂخرية للوجود فمعنى كون الله باقيا أنه لا آخر لوجوده (الصفة الثالثة الواجبة له تعالى البقاء) قوله (ومعناه) أيِ البقاءِ لكن لا بقيد كون خصوص بقاء الذات ليشمل بقاء الصفة أيضا فإنها متصفة به ويأتي هنا ما مر في أول الكلام على القدم سؤالا وجوابا فتنبهْ فإن قيل هذا التعريف غير مانع إذ المتبادر أنه تعريف لبقاء ذات الله وصفاته كما مر مع شموله لبقاء الجنة والنار أجيب بأجوبٍ أحسنُها أن المراد بقولهم عدم اﻟﺂخرية العدم الواجب عقلا وحينئذ فلا يشمل التعريف ذلك ليس بواجب عقلا وإن كان واجبا شرعا.

Dikutip dari buku Sangu Urip
Penerbit: Lirboyo Press

Post Author: Apip Rahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *