Hal-Hal Yang Terkecil Yang Dijelaskan Di Dalam Surat Al-Fatihah

الدقائق البيانية في سورة الفاتحة
Hal-hal yang terkecil yang dijelaskan di dalam surat Al-Fatihah

Pengajian IPNU-IPPNU PAC KECAMATAN TARUMAJAYA
Kitab Rawa’i Al Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Min Al-Qur’an
Minggu, 8 Juni 2020

Oleh. Ahmad Lahmudin

Abu Hayyan al-Gharnathi, di dalam tafsirnya Al-Bahr Al-Muhit, berkata;
Dalam penafsiran surat Al-Fatihah melalui metode ilmu bayan (ilmu untuk menjaga dari pengertian yang keliru) terdapat banyak faedah. Ini hanya bisa diketahui bagi orang yang mendalami bahasa Arab disertai dengan ilmu sastra. Dia mengetahui susunan kalimat yang baik. Mampu dalam penulisan kalimat-kalimat yang indah serta teratur. Dalam surat Al-Fatihah terdapat berbagai macam ‘fashohah’ (ungkapan yang jelas) serta ‘balaghoh’ (kesesuaian kalam dengan keadaannya), diantaranya;

Pertama, permulaan kata pendahuluan yang baik, yaitu dengan باسم الله (menyebut nama Allah). Kemudian memuji dengan sifat-sifat mulia yang dimiliki-Nya.

Kedua, meniadakan yang lain di dalam memuji kepada-Nya. Sebab keumuman lafaz أل yang terdapat dalam kalimat الحمد yang mempunyai faedah ‘istighraq’ (menghabiskan).

Ketiga, mengalihkan pembicaraan dari kalam khobar (perkataan yang mungkin benar dan mungkin dusta) kepada makna amr (menuntut pekerjaan). Ini terjadi pada firman Allah الحمد لله yang mempunyai makna قولوا : الحمد لله (katakanlah: Segala puji bagi Allah).

Keempat, huruf ‘lam’ pada lafaz لله mempunyai makna khusus. Sebab seluruh pujian dikhususkan kepada Allah. Dia yang berhak atas seluruh pujian.

Kelima, membuang kalimat. Seperti membuang kalimat صراط yang terdapat di dalam firman Allah غير المغضوب عليهم ولا الضالين . Maka perkirakan lengkapnya menjadi غير صراط المغضوب عليهم وغير صراط الضالين .

Keenam, mendahulukan lafaz dan mengakhirkannya. Sebagaimana di dalam ayat إياك نعبد وإياك نستعين . Demikian pula pada ayat غير المغضوب عليهم ولا الضالين .

Ketujuh, memperjelas maksud suatu kalimat yang sebelumnya terlihat samar. Sebagaimana pada ayat إهدنا الصراط المستقيم . صراط الذين أنعمت عليهم . Lafaz الصراط diperjelas dengan kalimat setelahnya.

Kedelapan, Peralihan pembicaraan dari yang sebelumnya berbentuk ‘ghaibah’ (orang ketiga) berpindah kepada ‘khitab’ (orang kedua) dengan tujuan untuk lebih mendalami perasaan. Itu terjadi pada ayat إياك نعبد وإياك نستعين . اهدنا الصراط المسعقيم.

Kesembilan, permintaan kepada sesuatu yang tidak hanya dapat terealisasi sesaat namun dengan tujuan untuk selamanya serta berlangsung secara terus menerus. Seperti pada ayat اهدنا الصراط المستقيم diartikan sebagai ثبّتْنا عليه (tetapkanlah kepada kami jalan yang lurus)

Kesepuluh, membentuk kalimat sajak mutawazi, yaitu kedua kalimat akhirnya sama, baik ‘wazan’ (timbangan) maupun ‘rawy’ (huruf akhir) . Ini terdapat pada ayat الرحمن الرحيم disejajarkan dengan ayat الصراط المستقيم . Juga pada ayat نستعين disejajarkan dengan ayat ولا الضالين .

Wa Allahu A’lam ..

Post Author: Administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *