وجوه القراءات
Ragam bacaan di dalam surat Al-Fatihah
Pengajian IPNU-IPPNU PAC KECAMATAN TARUMAJAYA
Kitab Rawa’i Al Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Min Al-Qur’an
Minggu, 14 Juni 2020
Oleh. Ahmad Lahmudin
وجوه القراءات
Ragam bacaan di dalam surat Al-Fatihah
Pertama, jumhur (mayoritas ulama) membaca الحمدُ لله dengan harakat ‘dhommah’ huruf ‘dal’ nya, الحمدُ . Sufyan bin ‘Uyaynah membacanya dengan ‘nashab’, الحمدَ لله . Ibnu Al-Anbari berkata, kebolehan dibaca ‘nashab’ sebab menjadi ‘isim mashdar’, dengan perkiraan kalimat أحمدُ اللهَ .
Abu Hayyan berkata, yang paling mungkin secara makna adalah dibaca ‘rafa’ (dhommah). Ini sesuai dengan ijma (konsensus) Qiraat Sab’ah (tujuh orang imam qiraat). Sebab bacaan ‘rafa’ menunjukkan kepada ditetapkannya pujian hanya kepada Allah Ta’ala. Dengan demikian dapat diketahui bahwa setiap pujian sejatinya adalah milik Allah, baik pujian yang berasal dari-Nya sendiri maupun dari makhluk-Nya.
Kedua, mayoritas ulama (jumhur) membaca ربِّ العالمين dengan dibaca ‘kasrah’ huruf ‘ba’nya. Sementara Zaid bin ‘Aly membacanya dengan ‘nashab’ (harakat fathah), ربَّ العالمين dengan tujuan untuk memuji, أمدحُ ربَّ العالمين (aku memuji Tuhan semesta alam). Pendapat Zaid menjadi baik bila saja lafaz-lafaz sifat setelahnya tidak dibaca kasrah. Sebagaimana yang telah diingatkan oleh Abu Hayyan dan lainnya.
Al-Qurthubi berkata, lafaz ربّ boleh dibaca ‘rafa’ (dhommah) dan ‘nashab’ (fathah). Dibaca ‘nashab’ bertujuan untuk memuji. Sedangkan dibaca ‘rafa’ dengan tujuan untuk memisah dengan kalimat sebelumnya, هو ربُّ العالمين (Dia Tuhan semesta alam).
Ketiga, mayoritas ulama (jumhur) membaca مالك يوم الدين , ikut wazan (timbangan) فاعل . Sementara Ibnu Kasir, Ibnu Umar dan Abu Darda membaca مَلِك , dengan ‘harakat’ fathah huruf ‘mim’ dan harakat ‘kasrah’ huruf ‘lam’.
Ibnu Al-Jauzi berkata, makna memuji akan lebih tampak jika dibaca dengan مَلِك . Dengan alasan bahwa setiap مَلِك (raja) mempunyai sifat مَالِك (yang memiliki). Namun, tidak setiap مَالِك (yang memiliki) dikatakan sebagai مَلِك (raja).
Ibnu Al-Ambari berkata, pada lafaz مَالِك terdapat lima bacaan, yaitu مالك , مَلِك , مَلْك , مَلِيْك dan مَلاك .
Keempat, mayoritas ulama (jumhur) membaca إيّاك نعبُد , dengan harakat ‘dhommah’ huruf ‘ba’. Sementara Zaid bin ‘Aly membacanya نعبِد , dengan harakat ‘kasrah’ hurf ‘ba’. Al-Hasan dan Abu Al-Mutawakkil membaca إيّاك يُعْبَد , dengan harakat ‘dhommah’ huruf ‘ya’ dan harakat ‘fathah’ huruf ‘ba’.
Kelima, mayoritas ulama (jumhur) membaca إهدنا الصّراط المستقيم , dengan menggunakan huruf ‘shad’ sebagai bahasa kaum Qurais. Sementara Mujahid bin Jabir dan Ibnu Mahidh membaca إهدنا السّراط المستقيم , dengan huruf ‘sin’ yang merupakan asal kalimat.
Abu Zakaria Al-Farra berkata, bahasa yang terbaik yaitu dengan menggunakan huruf ‘shad’. Kebanyakan orang Arab menjadikan huruf ‘shad’ sebagai ganti dari huruf ‘sin’. Barang siapa yang membaca dengan huruf ‘sin’ maka itu sebagai asal kalimat. Dan yang membaca dengan huruf ‘shad’ maka itu sebagi paling ringannya ucapan.
Wa Allahu A’lam ..