
Kitab Ghaitsul Mawahib Al Aliyyah fi Syarhil Hikami Al ‘Athoiyah
Syekh Abi Abdullah Muhammad bin Ibrahim bin ‘Abbad An Nafazi Ar Randi
Ranting NU Bogasari dan HMR
Selasa, 14 Desember 2021
Oleh. Ahmad Lahmudin
من جهل المريد أن يسئء الأدب فتؤخر العقوبة, فيقول لو كان هذا سوء أدب لقطع الإمداد وأوجب الإبعاد فقد يقطع المدد عنه من حيث لا يشعر, ولو لم يكن إلا منع المزيد وقد يقام مقام العبد وهو لا يدري, ولو لم يكن إلا أن يخليك وما تريد
‘Termasuk kebodohan seorang murid yaitu suul (buruk) adab. Maka diakhirkan siksa baginya. Diapun berkata, “seandainya ini merupakan suul adab maka terputus pertolongan dan menyebabkan saya dijauhkan dari-Nya”. Sungguh, pertolongan baginya telah terputus, dia tidak merasakan sebab kebodohannya. Bila tidak bertambahnya pertolongan baginya maka itu sudah cukup menjadi terputusnya pertolongan dan awal adanya hijab. Dia ditempati di maqam yang jauh tanpa disadarinya. Seandainya Allah tidak menempatkan di maqam yang jauh, namun engkau dikosongkannya dari-Nya sehingga ada penghalang untuk bisa masuk ke hadapan-Nya, dan itu tidak engkau inginkan’
Wa Allahu Ta’ala Waliyyu at-Taufik