Ngaji MWCNU Tarumajaya Kitab Durratun Nashihin, Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi

Ngaji MWCNU Tarumajaya Kitab Durratun Nashihin, Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi, Seri 29/11/22

Sebab terjadinya Mi’raj, yaitu manakala bumi dan langit yang saling memperlihatkan kesombongannya masing-masing. Bumi berkata kepada langit, “Aku lebih baik dari engkau, sebab Allah telah menghiasiku dengan berbagai negeri, lautan, pepohonan, gunung-gunung, dan lainnya!” Langit menjawab, “Akulah yang terbaik, padaku menetap matahari, bulan, bintang, tempat edar benda-benda langit, gugus bintang, Arsy, Kursiy, dan surga!” Bumi kembali berkata, “Padaku ada Baitullah, yang menjadi tempat berziarah dan tawaf bagi para nabi, para rasul, para kekasih Allah dan seluruh orang-orang mukmin!” Langit kembali menjawab, “Padaku Baitulma’mur, tempat tawaf para malaikat, ada juga surga sebagai tempat tinggal ruh-ruh para nabi,para rasul, para kekasih Allah, dan orang-orang saleh!” Bumi berkata, “Sesungguhnya pemimpin para rasul, penutup para nabi, kekasih Tuhan semesta alam, paling mulianya makhluk, padanya disematkan kesempurnaan penghormatan, dia telah tinggal bersamaku, di atasku dia jalankan syariatnya!” Tatkala langit mendengar ucapan bumi ini, dia pun menjadi lemah, terdiam tanpa bisa menjawab. Langit pun menghadap Allah, seraya berkata, “Tuhanku, Engkau menjawab setiap permohonan makhluk yang tidak mampu lagi berbuat apapun. Aku tidak mampu lagi untuk berbicara dengan bumi. Aku memohon kepada-Mu agar menaikkan Muhammad kepadaku. Sebab itulah aku menjadi mulia, sebagaimana mulia dan berbangga bumi dengan sebab keindahan Muhammad!” Allah kabulkan doa langit. Tepat malam tanggal 27 Rabi’ul, bulan Rajab, Allah menurunkan Wahyu kepada Jibril Alaihissalam, “Wahai Jibril, malam ini janganlah engkau bertasbih! Wahai Izrail, malam ini jangan engkau cabut ruh para makhluk!” Malaikat Jibaril berkata, “Wahai Tuhanku, apakah kiamat telah datang?” Allah menjawab, “Tidak wahai Jibril, pergilah engkau menuju surga, ambillah buraq, kemudin bawalah kepada Muhammad!” Jibril pun berangkat ke surga dan melihat 40 ribu buraq merumput di kebun surga. Di dahi mereka tertulis nama ‘Muhammad’. Ada satu buraq yang dilihat oleh Jibril dalam kondisi tertunduk, menangis hingga mengalir air mata dari kedua kelopak matanya. Jibril pun bertanya, “Apa yang sedang menimpamu wahai buraq?” Buraq menjawab, “Wahai Jibril, sejak 40 ribu tahun lalu, aku mendengar nama Muhammad. Kemudin timbul di hatiku kerinduan yang mendalam. Sejak itulah, aku tidak butuh kepada makanan, tidak pula minuman. Jiwaku terbakar oleh kerinduan yang mendalam!” Jibril berkata, “Aku akan membawamu kepada orang yang engkau cintai. Aku pun pasangkan pelana pada buraq, juga tali kendali!” Kemudian keduanya datang kepada Nabi Alaihissalatu Wassalam. Hingga akhir kisah … (Hal. 117)

Post Author: Apip Rahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *